Minggu, 29 September 2013,
desa sumber sekar kecamatan dau kabupaten malang “Karnaval Bersih Desa”
Jam sudah menunjukkan pukul 9.00 pagi saat teman-teman mahasiswa
berkumpul di pinggir jalan Surabaya depan kampus Universitas Negeri Malang, dengan
ber-almamater kebanggaan UM warna biru Dongker mereka terlihat kepanasan yang
memang cuaca pagi itu begitu panasnya,
setelah menunggu beberapa temna untuk berangkat bersama akhirnya pukul 9
lebih (entah berapa menit) kami berangkat bersama-sama menuju desa sumbersekar
yang “katanya” sedang mempunyai hajatan besar. Kami beriringan mengendarai
motor.
“Karnaval Bersih Desa” Sepanjang perjalanan aku meraba-raba,
menerka-nerka, menbayangkan memainkan seluruh imajinasi yang ada di otakku mengenai
karnaval bersih desa, mulai dari masyarakat seluruh desa yang ramai-ramai
membersihkan desanya dengan mengenakan berbagai kostum (karena dalam
imajinasiku karnaval seharusnya memang memakai kostum dan tata rias yang luar
biasa) atau seluruh penduduk desa yang gotong royong membersihkan desanya,
selokan atau halaman-halaman rumah mereka agar terlihat rapi dan bersih. Atau bahkan
ada pihak dari suatu LSM atau lembaga lainnya yang mempromosikan kegiatan “hijau”
. Sepanjang perjalanan aku terus penasaran dan masih bermain dengan seluruh
imajinasiku.
Sampai di desa sumbersekar,
Kemacetan sudah mulai terjadi, padahal acara belum mulai,
udara yang panas di tambah macet membuat emosi sedikit mengalami kenaikan.. di
jalan-jalan aku melihat beberapa mobil hias, beberapa ibu-ibu yang menggunakan
baju kebaya berseragam dan anak-anak kecil yang di rias (mereka sangat
imuuuutttttt). Kami sampai di gedung yang bernama “PRASHINTA” menurut tulisan
yang ada di papan depan gedung, gedung itu adalah gedung PKBM.
Aku dan beberapa temanku langsung menuju ke tempat
pemberangkatan yang tak jauh dari gedung, (aku masih menerka kegiatan apa yang
di adakan dalam acara bersih desa) aku melihat barisan rapi peserta, drumband,
anak-anak kecil mengenakan pakaian khas jawa timur, para bapak yang di rias
seperti ibu-ibu, penari remo, pragaan busana, senam, teatrikal jalanan, tumpengan,
bantengan(kesenian yang takpernah aku jumpai di daerahku, tapi di malang sangat
banyak, sepenglihatanku bbantengan itu kesenian yang didalamnya ada beberapa
orang sengaja dirasuki oleh makhluk “astral”, sebenarnya aku juga belum tahu “inti”
kegiatannya). Saat para peserta (perlu diketahui para pesertanya adalah
penduduk desa sumbersekar sendiri, barisan mereka di bagi menurut RT
masing-masing, setiap RT mengeluarkan penampilan dengan tema tersendiri) –
mulai berjalan aku dan kawanku juga ikut berjalan, kami mengambil gambar dan
video kegiatan mereka, seru, tapi ya itu tadi,, capek dan panasssss……
Parahnya, hingga saat ini, saat aku mengetik blog ini, aku
masih tak tahu inti dari kegiatan bersih desa itu apa, jika di dalamnya hanya
karnaval seperti karnaval yang aku jumpai pada umumnya kenapa tidak di namai
pesta rakyat atau karnaval saja?? Jadi Bersih desa itu intinya?????????.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar