2015-12-05

BANDUNG DAN SECUIL CERITA



Beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi kota Bandung, kota yang kata Jawaharal Nehru adalah Ibukotanya Asia Afrika, dalam rangka mengikuti kongres IMADIKLUS INDONESIA ke 5 di Universitas Pendidikan Indonesia, sebenarnya saya tidak berniat mengikuti kongres ini, alasanya karena saya bukan lagi mahasiswa, dan tentu saja ada kesibukan yang sebenarnya tak tega untuk saya tinggal, dikuatkan dengan 4 hari sebelum keberangkatan saya menngalami musibah jatuh dari motor, tapi entah mengapa saya selalu tak kuasa untuk menolak ajakan teman-teman dari IMADIKLUS ini, bahkan jika harus mengorbankan hubungan asmara saya. tapi pada akhirnya saya nekat berangkat juga berbekal uang saku dan restu bapak dan ibuk.
Berangkat ber 6 dengan moda transportasi kereta api dari kota Surabaya menuju kota Kembang dan saya menjadi personil tercantik yang ada di rombongan saat itu, bagaimana tidak, ke 5 kawan saya semuuanya laki-laki, bahkan pulang pun saya masih menjadi yang tercantik,itu artinya ada 5 laki-laki yang siap melindungi saya, buahahahah.
Pertama kali yang saya pikirkan saat menginjakkan kaki di kota yang dipimpin oleh pak Ridwan Kamil adalah “ternyata Bandung sama dinginya dengan  kota Malang”, ya, menurut mahasiswa UPI yang bertugas menjemput kami di stasiun kiara condong tengah malam itu, Bandung memang dingin, apalagi saat musim hujan, katanya “bandung lagi dingin-dinginnya”. Karena kami tiba di Bandung saat tengah malam, jadi kami tak bisa melihat “degup” kehidupan kota Bandung yang sebenarnya, hanya beberapa kafe, diskotik dan warung-warung yang memeang buka 24 jam yang masih terlihat “hidup”, jalanan utama pun sepi sampai bisa dipakai buat trek--rekan balapan.
Keesokan harinya ketika matahari mulai menyingsing dan para panitia kegiatan kongres menjadi alarm bagi para peserta kongres pertanda kegiatan inti kongres pembahasan ADART dan GBHK IMADIKLUS dimulai, karena penginapan yang disediakan oleh panitai berjarak 5 menit perjalanan ke gedung UKM UPI dan berada di lingkungan pesantren dan masjid milik dai terkenal di Indonesia Aa Gym, maka sepanjang perjalanan 5 menit itu kami bisa melihat para ukhti dan akhi yang ganteng dan cantik serta “adem” untuk di liat, kaya makan es krim dicampur es batu di dalem kulkas pas musim dingin, seketika itu pikiran saya tentang bandung adalah orang bandung cantik-cantik dan ganteng-ganteng” dan ternyata bukan hanya saya saja yang memiliki pikiran seperti itu, teman-teman saya pun berkata demikian, “cewek bandung gak ada yang jelek”. Usut punya usut ternyata perempuan sunda itu memang terkenal cantik dari jaman Indonesia belum terbentuk.
Setelah menikmati 5 menit perjalanan dengan pemandangan yang meng-ademkan mata, sampailah kita di lokasi pelaksanaan kongres, yup aula gedung UKM UPI, acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran yang di bawakan aa’ dengan suara dan wajah yang menenangkan jiwa dan raga, dilanjut dengan sambutan-sambutan dari para pejabat yang berkepentingan serta tak lupa mneyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars IMADIKLUS.
Proses acara inti dimulai dengan penegasan kontrak peraturan persidangan selama pembahasan ADART dan GBHK oleh presidium sementara sidang, setelah perjanjian disepakati maka terpilihlah presidium tetap sidang yakni berasal dari Universitas Pattimura, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan Universitas Jember yang dipilih berdasarkan voting para perwakilan universitas se Indonesia. Berlangsungnya pembahasan ADART dan GBHK dan pemilihan Ketua IMADIKLUS periode 2015-2017 berlangsung lebih dari 24 jam, dari hari Jum’at jam 09-00 pagi hingga hari Sabtu jam 10.30 pagi, dengan estimasi istirahat sholat Jum’at, Sholat Ashar, Sholat Maghrib, Sholat Isya, Sholat Subuh, dan sebagian besar peserta penuh tidak tidur sama sekali, kalau saya, Alhamdulillah masih bisa nyuri-nyuri waktu tidur di belakang dan kembali ke penginapan karena bukan peserta penuh sidang, memang benar-benar sidang yang menguras tenaga, kopi dan gula sebagai penahan kantuk, pembahasan ADART dan GBHK berlangsung hingga subuh, pembahasan tersebut menghasilkan perubahan tugas dan bentuk BPW (Badan Pengurus Wilayah) menjadi BKW (Badan Koorrdinator Wilayah) yang tugasnya mengkoordinir BPH (Badan Pengurus Harian)  di tiap-tiap universitas yang telah dibagi sesuai wilayah-wilayah yang ditentukan. Selebihnya hanya beberapa sedikit perubahan pada redaktur ADART (mohon jika salah dikoreksi kembali) sementara itu pemilihan ketua dan wakil ketua IMADIKLUS periode 2015-2017 baru berlangsung setelah melaksanakan sholat subuh, dari pemungutan suara, hingga proses konsolidasi dan lobbying pada akhirnya terpilihlah Petrus Tampubolon dari Universitas Negeri Yogyakarta sebagai ketua IMASIKLUS dan Lulu Putri Utami dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.  selain pemilihan ketua dan wakil ketua acara tersebut juga sekaligus penunjukan DPO dan MKO IMADIKLUS periode 2015-2017.
Aah, akhirnya, seesai juga acara Kongres, karena waktu yang terbatas, kegiatan pra rakernas yang sedianya di adakan setelah kongres akhirnya menemui kesepakatan untuk ditunda dan dilaksanakan pada bulan Maret di Universitas Negeri Yogyakarta. Kegiatan dilanjutkan dengan city tour keliling kota Kembang, sayangnya saya harus segera pulang hari itu juga karena kegiatan yang tak bisa di tunda, saya melewatkan jalan-jalan ke gedung sate, alun-alun bandung dan museum Asia Afrika yang terkenal itu. selama dua hari dibandung dan berinteraksi dengan warga Bandung logat jawa saya tiba-tiba hilang, bayangkan saya berbahasa Indonesia medok dengan logat sunda yang kalem, betapa lucunya. Meskipun tak sempat mendokumentasikan apapun, setidaknya saya membawa oleh-oleh berupa pengalama yang dapat saya ceritakan dan dapat saya kenangm jika tidak untuk orang lain, paling tidak bisa untuk saya sendiri.  Akhirnya saya pulang dengan 3 teman lelaki saya, lagi lagi saya menjadi yang paling cantik dalam rombongan, kami menuju kota Malang dengan moda transportasi kereta api kelas ekonomi harga eksekutif. hahahahahaha